MAKALAH
KARAKTERISTIK ANAK-ANAK SAMPAI REMAJA
Oleh:
Nama : ALDOE PRATAMA
Npm : 6016015
Mata Kuliah :
Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik
Dosen Pengampu : Rais Firlando, M.Pd.
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
STKIP - PGRI LUBUKLINGGAU
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang
Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, dengan ini kami panjatkan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah pendidikan jasmani yang kami beri judul "Karakteristik Anak-Anak Sampai Remaja”.
Adapun makalah tentang "Karakteristik Anak-Anak Sampai Remaja" ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses
pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan
semoga dari makalah pendidikan jasmani tentang "Karakteristik
Anak-Anak Sampai Remaja"
ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap
pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari Anda kami tunggu untuk perbaikan
makalah ini nantinya.
Lubuklinggau, Agustus 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR
ISI.................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A.
Latar Belakang........................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................... 1
C.
Tujuan...................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A.
Definisi Suhu Tubuh..................................................................................... 3
B.
Kerangka dasar kurikulum 2013................................................................... 4
1.
Kulit sebagai pengatur suhu................................................................ 4
2.
Mekanismes kehilangan panas melalui kulit....................................... 6
3.
Kelenjar keringat................................................................................. 8
4.
Pengertian suhu tubuh........................................................................ 8
5.
Sifat-sifat reseptor suhu.................................................................... 10
6.
Macam-macam suhu tubuh............................................................... 10
7.
Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh............................................ 11
8.
Suhu Tubuh dihasilkan dari.............................................................. 13
9.
Mekanisme Tubuh ketika suhu tubuh berubah................................. 13
C.
Faktor yang mempengaruhi Suhu Tubuh.................................................... 14
BAB
III PENUTUP........................................................................................ 17
A.
Kesimpulan............................................................................................ 17
B.
Saran...................................................................................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak lahir bahkan sejak masih di dalam kandungan
ibunya, manusia merupakan kesatuan psikofosis atau psikosomatis yang terus
mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan itu
merupakan sifat kodrat manusia yang harus mendapat perhatian secara seksama.
Istilah pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan kuantitatif
mengenai fisik atau biologis. Sedangkan, istilah perkembangan digunakan untuk
menyatakan perubahan-perubahan kualitatif mengenai kemampuan atau keterampilan
seseorang dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Pertumbuhan dan
perkembangan pada manusia meliputi beberapa aspek perkembangan yaitu: kognitif,
psikologis, fisik, motorik, bahasa, sosial dan emosi.
Setiap manusia akan menjalani tahapan-tahapan
masa pertumbuhan dan perkembangan, termasuk pada masa anak usia dini kemudian
memasuki masa kanak-kanak dan setelah itu memasuki masa remaja. Pada tahapan
ini, Pertumbuhan fisik dan motorik seseorang mengalami perubahan ke arah yang
lebih teratur, kompleks dan menuju ke kesempurnaan. Pertumbuhan tersebut
terjadi secara bertahap atau proses dan setiap orang mengalami pertumbuhan yang
tidak selalu sama. Karena ada yang pertumbuhannya cepat dan ada yang
pertumbuhannya lambat. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor.
Pertumbuhan fisik dan motorik seseorang juga dapat mempengaruhi aspek
perkembangan lainnya.
Dalam kehidupan manusia, berketerampilan motorik memegang
peranan yang sangat pokok.Seorang anak kecil sudah harus menguasai berbagai keterampilan
motorik, seperti mengenakan pakaian sendiri, mempergunakan alat-alat makan,
mengucapkan bunyi-bunyi yang berarti, sehingga dapat berkomunikasi dengan
saudara-saudara dan lain sebagainya.Pada waktu masuk SD anak memperoleh
keterampilan-keterampilan baru, seperti menulis dengan memegang alat tulis dan
membuat gambar-gambar; keterampilan-keterampilan ini menjadi bekal dalam
perkembangan kognitifnya.Sewaktu anak di Sekolah Menengah, dia masih mendapat
pelajaran mengembangkan keterampilan motorik, seperti berolah raga.Banyak pula
tersedia kursus-kursus yang mengajarkan berbagai keterampilan motorik seperti
engendarai mobil, mengetik, menjahit.
Karakteristik
merupakan ciri khas yang menetap pada diri setiap makhluk hidup khususnya
anak-anak dan remaja dalam berbagai kondisi, karakteristik seorang anak ataupun
remaja tentu berbeda dengan anak atau remaja lain. Karekteristik ini bisa
berupa periang, pemalu dan sebagainya. Bagi seorang pendidik/guru untuk
mengenali dan memahami karakteristik dari masing-masing siswanya, ada siswa
yang periang terbuka dengan masalahanya dan ada pula yang tertutup, ada siswa
siswa yang aktif dalam berbagai organisasi disekolah sebaliknya ada pula siswa
yang terkesan pendiam, tidak terbuka dan lain sebagainya.
Bagi seorang
pendidik untuk mengetahui karakteristik setiap siswanya diperlukan agar dapat
memberikan perlakuan yang sesuai dengan tipe kepribadian siswa yang dihadapi.
Dengan perlakuan guru yang diberikan kepada siswa akan mengantarkan siswa pada
kondisi yang optimal, baik dalam bidang prestasi akademik maupun non akademik.
Masing-masing pendidik di tingkat pendidikan TK, SD, SMP, SMK/SMA dan Perguruan
Tinggi tentunya memiliki kendala yang berbeda-beda, karena setiap perkembangan
individu sedikit banyak akan mempengaruhi karakteristik siswa. Berdasarkan
latar belakang perkembangan setiap peserta didik tersebut didapatkan
permasalahan mengenai karakteristik anak dan remaja, kemudian batasan-batasan
usia anak-anak dan remaja, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan karakteristik
anak dan remaja, serta bagaimana pendidik bisa memahami dan menghadapi
karakteristik masing-masing siswa yang akan sangat berperan penting untuk
keberhasilan proses belajar - mengajar disekolah.
Lembaga pendidikan mempunyai fungsi untuk meletakkan
dasar pengembangan aspek-aspek afektif dan psikomotor, di samping aspek
kognitif sebagai unsur yang menuju kepada pembinaan anak menjadi
pribadi-pribadi yang utuh, sehat dan segar baik jasmani, rohani, maupun
sosialnya. Untuk itu dilakukan upaya yang salah satunya adalah dengan
dimasukkannya program pendidikan keterampilan ke dalam kurikulum dan
pengembangan pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah-sekolah.
Anak-anak prasekolah membuat kemajuan yang besar dalam ketrampilan motorik kasar
(gross motor skill), seperti berlari, melompat, yang melibatkan penggunaan otot
besar. Perkembangan daerah sensoris dan motor pada korteks memungkinkan
koordinasi yang lebih baik antara apa yang diinginkan oleh anak dan apa yang
dapat dilakukannya. Tulang dan otot mereka semakin kuat, dan kapasitas
paru-paru mereka semakin besar memungkinkan mereka untuk berlari, melompat, dan
memanjat lebih cepat, lebih jauh, dan lebih baik (Papalia, Old, dan Feldman,
2008: 315).
Perkembangan motorik halus pada anak akan mulai
berkembang sejalan dengan usia mereka dan stimulasi yang diberikan orang tua
kepada anaknya. Anak pada usia 4 tahun, motorik halusnya sudah berkembang
hampir sempurna. Walau demikian, terkadang, mereka masih bisa melakukan
kesalahan jika menggunakan motorik halusnya, dan masih mengalami kesulitan
melakukan sesuatu, dalam kapasitasnya sedang menggunakan motorik halus. Pada
usia 5-6 tahun, motorik anak akan lebih berkembang pesat, atau bahkan banyak
anak yang sudah sempurna motorik halusnya, karena bisa dilihat dalam kegiatan
menggambar ataupun menulis. Dimana anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan
visual motorik, seperti menkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan dan
tubuh secara bersamaan.
Anak usia dini
berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat,
baik fisik maupun mental (Suyanto, 2005:5). Maka tepatlah bila dikatakan bahwa
usia dini adalah usia emas (golden age), di mana anak sangat berpotensi
mempelajari banyak hal dengan cepat. Penyelenggaraan sekolah Taman Kanak–kanak
(TK) atau Raudhatul Athfal (RA) menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Tahun 2004 berfokus pada peletakan dasar–dasar pengembangan sikap, pengetahuan,
ketrampilan, dan daya cipta sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak
(Megawangi, 2005:82). Maka sebaiknya pendidikan Taman Kanak–kanak (TK)
janganlah dianggap sebagai pelengkap saja, karena kedudukannya sama penting
dengan pendidikan yang diberikan jauh di atasnya. Masa kanak-kanak merupakan fase yang
fundamental dalam mempengaruhi perkembangan individu. Setiap individu mempunyai
potensi yang dapat dikembangkan di dalam dirinya. Begitu pula pada anak usia
Taman Kanak-kanak yang merupakan usia yang sangat efektif untuk mengembangkan
berbagai macam potensi yang ada dalam diri anak. Salah satunya potensi yang
berhubungan dengan perkembangan motorik anak.
Pendidikan anak
usia dini adalah usaha sadar dalam memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui
penyediaan pengalaman-pengalaman dan stimulus yang bersifat mengembangkan
secara terpadu agar anak dapat berkembang sehat optimal sesuai dengan norma dan
harapan (UU No. 20 tahun 2003).
Aspek yang
dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini adalah aspek pengembangan perilaku
dengan pembiasaan meliputi sosial, emosi, kemandirian, nilai moral dan agama,
serta pengembangan kemampuan dasar, yang meliputi pengembangan bahasa,
kognitif, seni, dan fisik motorik Usia dini merupakan masa keemasan (golden
age). Oleh karena itu, pendidikan pada masa ini merupakan pendidikan yang
sangat fundamental dan sangat menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Anak akan
mempelajari sesuatu tidak dengan cara duduk tenang, mendengarkan
keterangan-keterangan dari orang tua maupun guru, tetapi anak akan mempelajari
sesuatu hal dengan cara bermain. Dalam kegiatannya saat bermain tersebut anak
akan menemukan hal-hal baru yang sebelumnya tidak dia ketahui. Sesuai dengan
karakteristik anak usia dini yang bersifat aktif melakukan berbagai kegiatan
bermain, maka proses pembelajarannya adalah pada aktivitas anak dalam bentuk belajar
sambil bermain. Program belajar mengajar bagi anak usia dini dirancang dan
dilaksanakan sebagai suatu sistem yang dapat menciptakan dan memberi kemudahan
bagi anak usia dini untuk belajar sambil bermain melalui berbagai aktivitas dan
sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan serta kehidupan anak usia
dini.
Setiap metode
yang digunakan diharapkan dapat menjadikan situasi kegiatan belajar mengajar
yang efektif kepada anak. Guru memberikan pengalaman kepada para anak, sebagai
pengayom, sebagai tempat bertanya, sebagai pengarah, sebagai pembimbing,
sebagai fasilitator dan sebagai organisator dalam belajar.
Didalam tubuh manusia pasti mengalami yang namanya proses
pertumbuhan, dalam pertumbuhan tersebut seseorang mengalami tahapan-tapan gerak
baik yang terbentuk oleh lingkungan keluarga, maupun lingkungan pergaulan.
Proses pertumbuhan ini merupakan proses yang natural yang ada pada diri
seseorang untuk tumbuh besar didalam kehidupan sehari-hari, seseorang akan
mengalami perubahan gerak yang baik manakala proses yang dilakukan tersebut
terbentuk dengan baik, dan sebaliknya manakala proses gerak dilakukan tidak
baik jika seseorang tidak melakukan proses latihan gerak yang tidak baik.
Tahapan gerak ada proses yang biasa dilalui oleh manusia,
jika proses tersebut dilalui melalu latihan yang baik akan terbentuk
keterampilan yang bagus didalam melakukan tahapan gerak yang sesuai dengan
pembagian umur. Keterampilan seseorang dapat dipahami sebagai salah satu
indikator kemahiran atau penguasaan gerak yang dimiliki oleh tubuh untuk
melakukan unjuk kerja antara keterampilan dan berkorelasi dengan ransangan
organ tubuh. Tahapan gerak akan terbentuk secara otomatisasi jika organ tubuh
dilakukan melalui serangkaian latihan yang berulang-ulang untuk membentuk gerak
yang terampil, dan mahir. Didalam latihan berulang-ulang tersebut harus
mengikuti proses serangkaian tahapan atau melalui fase pembelajaran gerak
tertentu dalam me Cara manusia bertindak dan bereaksi bergantung pada
pemrosesan neuron yang rumit, tersusun, dan diskret. Banyak dari pola neuron
penunjang kehidupan dasar, misalnya pola yang mengontrol respirasi dan
sirkulasi, serupa pada semua orang. Namun, tentu ada perbedaan halus dalam integrasi
neuron antara seseorang yang merupakan komponis berbakat dan orang yang tidak
dapat bernyanyi, atau antara seorang pakar matematika dan orang yang kesulitan
membagi bilangan. Sebagian perbedaan pada sistem saraf individu disebabkan oleh
factor genetik. Namun sisanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan
pengalaman. Ketika sistem saraf imatur berkembang sesuai cetak-biru genetiknya,
terbentuk neuron dan sinaps dalam jumlah berlebihan. Bergantung pada rangsangan
dari luar, dan tingkat pemakaiannya, sebagian dari jalur – jalur saraf ini
dipertahankan, dibentuk lebih pasti, dan bahkan meningkat, sementara yang lain
dieliminasi.
Sistem saraf merupakan salah satu bagian
yang menyusun sistem koordinasi yang bertugas menerima rangsangan,
menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta memberikan respons
terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan dilakukan oleh
alat indera. Pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian
meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf
dan alat indera.
lakukan
aktifitas olahraga.
Pendidikan merupakan
suatu proses generasi muda untuk dapat menjalankan kehidupan dan memenuhi
tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. Pendidikan lebih daripada
pengajaran, karena pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, sedang
pendidikan merupakan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan
segala aspek yang dicakupnya. Perbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada
penekanan pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik
di samping transfer ilmu dan keahlian.
Dalam pendidikan,
taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini,
tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan
psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori
dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah
laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku
dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat
yang lebih rendah.
Taksonomi ini pertama
kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan pada tahun 1956, sehingga
sering pula disebut sebagai "Taksonomi Bloom". Taksonomi bloom
merujuk pada tujuan pembelajaran yang diharapkan agar dengan adanya taksonomi
ini para pendidik dapat mengetahui secara jelas dan pasti apakah tujuan
instruksional pelajaran bersifat kognitif, afektif atau psikomotor. Taksonomi
berarti klasifikasi berhirarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari
klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian sampai
pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema
taksonomi.
Pendidikan merupakan
suatu proses generasi muda untuk dapat menjalankan kehidupan danmemenuhi tujuan
hidupnya secara lebih efektif dan efisien.Pendidikan lebih dari
pengajaran,karena pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu,sedangkan
pendidikan merupakantransformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan
segala aspek yang dicakupnya.Prbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada
penekanan pendidikan terhadap pembentukankesadaran dan kepribadian anak didik
di samping transfer ilmu dan ke ahlian. Secara bahasataksonomi diambil dari
bahasa Yunani yaitu tassein dan nomos. Tassein yang berarti untukmengelompokan
dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi dapat pula di artikan secara
istilahyaitu, sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki ( tingkatan)
tertentu.Dimanataksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum atau masih luas
dan taksonomi yang lebihrendah bersifat lebih spesifik atau lebih teperinci.
Taksonomi dalam
pendidikan dibuat untukmengklasifikasikan tujuan pendidikan. Taksonomi bloom
merupakan cara memungkinkanmengubah proses pembelajaran. Dengan menggunakan
taksonomi ini, guru memberi kesempatann kepada siswa untuk memperluas
proses-proses pemikiran mereka.
Taksonomi
pada dasarnya merupakan usaha pengelompokan yang disusun dan diurut berdasarkan
ciri-ciri suatu bidang tertentu. Sebagai contoh, taksonomi dalam bidang ilmu
fisika menghasilkan pengelompokan benda kedalam benda cair, benda padat, dan
gas. Taksonomi dalam bidang ilmu botani mengelompokkan tumbuhan berdasakan
karakteristik tertentu, misalnya kelompok tumbuhan bersel satu dan tumbuhan
bersel banyak. Taksonomi tujuan pembelajaran adalah pengelompokan tujuan
pembelajaran dalam kawasan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Sebagai seorang pendidik,
maka guru perlu memahami berbagai taksonomi tujuan untuk memperoleh wawasan
yang lebih luas tentang tujuan pembelajaran, dan dapat memilih mana yang sesuai
dengan mata pelajaran yang diasuh dan kegiatan pembelajaran yang dirancangnya.
Dalam kehidupan manusia, berketerampilan motorik memegang
peranan yang sangat pokok.Seorang anak kecil sudah harus menguasai berbagai
keterampilan motorik, seperti mengenakan pakaian sendiri, mempergunakan
alat-alat makan, mengucapkan bunyi-bunyi yang berarti, sehingga dapat
berkomunikasi dengan saudara-saudara dan lain sebagainya.Pada waktu masuk SD
anak memperoleh keterampilan-keterampilan baru, seperti menulis dengan memegang
alat tulis dan membuat gambar-gambar; keterampilan-keterampilan ini menjadi
bekal dalam perkembangan kognitifnya.Sewaktu anak di Sekolah Menengah, dia
masih mendapat pelajaran mengembangkan keterampilan motorik, seperti berolah
raga.Banyak pula tersedia kursus-kursus yang mengajarkan berbagai keterampilan
motorik seperti engendarai mobil, mengetik, menjahit.
Selama masa
awal anak-anak, seorang anak mengalami peningkatan yang dramatis pada
keterampilan motorik kasar. Anak-anak menjadi lebih berani ketika keterampilan
motorik kasar mereka meningkat. Selain itu, hal ini dipengaruhi oleh
pertumbuhan fisik yang cepat yang menyebabkan anak semakin tinggi dan semakin
besar, maka kemampuan fisik merekapun meningkat. Beberapa macam kemampuan fisik
yang cukup nyata perkembangannya pada masa ini adalah: kekuatan, keseimbangan,
dan koordinasi. Oleh karenanya kehidupan anak-anak sangat aktif, lebih aktif
dari pada titik lain manapun pada siklus kehidupan. Selain berkembang secara
motorik dan fisik, anak-anak juga akan selalu mengalami perkembangan kognitif.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
itu Tahap Perkembangan Motorik Anak 0-2 tahun, 10-15 tahun,18 –seumur hidup?
2.
Apa
itu Tahap Perkembangan Motorik Pra Keterampilan dn Keterampilan?
3.
Karakteristik
Anak –anak sampai remaja
4.
Aktivitas
Motorik Kasar dan Halus
5.
Kondisi
yang mempengaruhi perkembangan motorik dan perkembangan anak usia dini
6.
Tahap
pembelajaran motorik
7.
Syaraf
dan Motorik Manusia
8.
Taksonomi
Psikomotor
9.
Dimensi
pmbelajaran motorik dalam penjas dan olaraga
10.
Pengantar
motorik
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
Mengetahui Apa itu Tahap Perkembangan Motorik Anak 0-2 tahun, 10-15 tahun,18
–seumur hidup?
2.
Untuk
Mengetahui Apa itu Tahap Perkembangan Motorik Pra Keterampilan dan
Keterampilan?
3.
Untuk
Mengetahui Karakteristik Anak –anak sampai remaja
4.
Untuk
Mengetahui Aktivitas Motorik Kasar dan Halus
5.
Untuk
Mengetahui Kondisi yang mempengaruhi perkembangan motorik dan perkembangan anak
usia din
6.
Untuk
Mengetahui Tahap pembelajaran motorik
7.
Untuk
Mengetahui Syaraf dan Motorik Manusia
8.
Untuk
Mengetahui Taksonomi Psikomotor
9.
Untuk
Mengetaui Dimensi pmbelajaran motorik dalam penjas dan olaraga
10.
Untuk
Mengetahui Pengantar motoric
D.
Metode
Penulisan
Makalah ini disusun melalui prosedur studi pustaka, informasi
yang ada diperoleh dari berbagai macam sumber, baik itu media cetak (buku-buku)
maupun media elektronik (internet). Semua informasi dan gagasan yang
telah diperoleh dalam makalah ini, digabungkan menjadi satu kesatuan yang
tersusun secara sistematis dan objektif berdasarkan metode penulisan yang telah
ditetapkan.
gengs selengkapnya download di
Tidak ada komentar:
Posting Komentar