Rabu, 14 Agustus 2019

Makalah Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik Motorik


MAKALAH
KARAKTERISTIK ANAK-ANAK SAMPAI REMAJA








Oleh:

Nama                          : ALDOE PRATAMA
Npm                            : 6016015
Mata Kuliah               : Pertumbuhan dan Perkembangan Motorik
Dosen Pengampu       : Rais Firlando, M.Pd.









JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
STKIP - PGRI LUBUKLINGGAU
2019

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah pendidikan jasmani yang kami beri judul "Karakteristik Anak-Anak Sampai Remaja”.
Adapun makalah tentang "Karakteristik Anak-Anak Sampai Remaja" ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah pendidikan jasmani tentang "Karakteristik Anak-Anak Sampai Remaja" ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari Anda kami tunggu untuk perbaikan makalah ini nantinya.

Lubuklinggau,      Agustus  2019


Penyusun













DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A.    Latar Belakang........................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah................................................................................... 1
C.     Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A.    Definisi Suhu Tubuh..................................................................................... 3
B.     Kerangka dasar kurikulum 2013................................................................... 4
1.    Kulit sebagai pengatur suhu................................................................ 4
2.    Mekanismes kehilangan panas melalui kulit....................................... 6
3.    Kelenjar keringat................................................................................. 8
4.    Pengertian suhu tubuh........................................................................ 8
5.    Sifat-sifat reseptor suhu.................................................................... 10
6.    Macam-macam suhu tubuh............................................................... 10
7.    Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh............................................ 11
8.    Suhu Tubuh dihasilkan dari.............................................................. 13
9.    Mekanisme Tubuh ketika suhu tubuh berubah................................. 13
C.     Faktor yang mempengaruhi Suhu Tubuh.................................................... 14
BAB III PENUTUP........................................................................................ 17
A.    Kesimpulan............................................................................................ 17
B.     Saran...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 18






BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
       Sejak lahir bahkan sejak masih di dalam kandungan ibunya, manusia merupakan kesatuan psikofosis atau psikosomatis yang terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan itu merupakan sifat kodrat manusia yang harus mendapat perhatian secara seksama. Istilah pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan kuantitatif mengenai fisik atau biologis. Sedangkan, istilah perkembangan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan kualitatif mengenai kemampuan atau keterampilan seseorang dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Pertumbuhan dan perkembangan pada manusia meliputi beberapa aspek perkembangan yaitu: kognitif, psikologis, fisik, motorik, bahasa, sosial dan emosi.
       Setiap manusia akan menjalani tahapan-tahapan masa pertumbuhan dan perkembangan, termasuk pada masa anak usia dini kemudian memasuki masa kanak-kanak dan setelah itu memasuki masa remaja. Pada tahapan ini, Pertumbuhan fisik dan motorik seseorang mengalami perubahan ke arah yang lebih teratur, kompleks dan menuju ke kesempurnaan. Pertumbuhan tersebut terjadi secara bertahap atau proses dan setiap orang mengalami pertumbuhan yang tidak selalu sama. Karena ada yang pertumbuhannya cepat dan ada yang pertumbuhannya lambat. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor. Pertumbuhan fisik dan motorik seseorang juga dapat mempengaruhi aspek perkembangan lainnya. 
Dalam kehidupan manusia, berketerampilan motorik memegang peranan yang sangat pokok.Seorang anak kecil sudah harus menguasai berbagai keterampilan motorik, seperti mengenakan pakaian sendiri, mempergunakan alat-alat makan, mengucapkan bunyi-bunyi yang berarti, sehingga dapat berkomunikasi dengan saudara-saudara dan lain sebagainya.Pada waktu masuk SD anak memperoleh keterampilan-keterampilan baru, seperti menulis dengan memegang alat tulis dan membuat gambar-gambar; keterampilan-keterampilan ini menjadi bekal dalam perkembangan kognitifnya.Sewaktu anak di Sekolah Menengah, dia masih mendapat pelajaran mengembangkan keterampilan motorik, seperti berolah raga.Banyak pula tersedia kursus-kursus yang mengajarkan berbagai keterampilan motorik seperti engendarai mobil, mengetik, menjahit.
Karakteristik merupakan ciri khas yang menetap pada diri setiap makhluk hidup khususnya anak-anak dan remaja dalam berbagai kondisi, karakteristik seorang anak ataupun remaja tentu berbeda dengan anak atau remaja lain. Karekteristik ini bisa berupa periang, pemalu dan sebagainya. Bagi seorang pendidik/guru untuk mengenali dan memahami karakteristik dari masing-masing siswanya, ada siswa yang periang terbuka dengan masalahanya dan ada pula yang tertutup, ada siswa siswa yang aktif dalam berbagai organisasi disekolah sebaliknya ada pula siswa yang terkesan pendiam, tidak terbuka dan lain sebagainya. Bagi seorang pendidik untuk mengetahui karakteristik setiap siswanya diperlukan agar dapat memberikan perlakuan yang sesuai dengan tipe kepribadian siswa yang dihadapi. Dengan perlakuan guru yang diberikan kepada siswa akan mengantarkan siswa pada kondisi yang optimal, baik dalam bidang prestasi akademik maupun non akademik. Masing-masing pendidik di tingkat pendidikan TK, SD, SMP, SMK/SMA dan Perguruan Tinggi tentunya memiliki kendala yang berbeda-beda, karena setiap perkembangan individu sedikit banyak akan mempengaruhi karakteristik siswa. Berdasarkan latar belakang perkembangan setiap peserta didik tersebut didapatkan permasalahan mengenai karakteristik anak dan remaja, kemudian batasan-batasan usia anak-anak dan remaja, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan karakteristik anak dan remaja, serta bagaimana pendidik bisa memahami dan menghadapi karakteristik masing-masing siswa yang akan sangat berperan penting untuk keberhasilan proses belajar - mengajar disekolah.
Lembaga pendidikan mempunyai fungsi untuk meletakkan dasar pengembangan aspek-aspek afektif dan psikomotor, di samping aspek kognitif sebagai unsur yang menuju kepada pembinaan anak menjadi pribadi-pribadi yang utuh, sehat dan segar baik jasmani, rohani, maupun sosialnya. Untuk itu dilakukan upaya yang salah satunya adalah dengan dimasukkannya program pendidikan keterampilan ke dalam kurikulum dan pengembangan pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah-sekolah. Anak-anak prasekolah membuat kemajuan yang besar dalam ketrampilan motorik kasar (gross motor skill), seperti berlari, melompat, yang melibatkan penggunaan otot besar. Perkembangan daerah sensoris dan motor pada korteks memungkinkan koordinasi yang lebih baik antara apa yang diinginkan oleh anak dan apa yang dapat dilakukannya. Tulang dan otot mereka semakin kuat, dan kapasitas paru-paru mereka semakin besar memungkinkan mereka untuk berlari, melompat, dan memanjat lebih cepat, lebih jauh, dan lebih baik (Papalia, Old, dan Feldman, 2008: 315).
Perkembangan motorik halus pada anak akan mulai berkembang sejalan dengan usia mereka dan stimulasi yang diberikan orang tua kepada anaknya. Anak pada usia 4 tahun, motorik halusnya sudah berkembang hampir sempurna. Walau demikian, terkadang, mereka masih bisa melakukan kesalahan jika menggunakan motorik halusnya, dan masih mengalami kesulitan melakukan sesuatu, dalam kapasitasnya sedang menggunakan motorik halus. Pada usia 5-6 tahun, motorik anak akan lebih berkembang pesat, atau bahkan banyak anak yang sudah sempurna motorik halusnya, karena bisa dilihat dalam kegiatan menggambar ataupun menulis. Dimana anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti menkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan dan tubuh secara bersamaan.
            Anak usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat, baik fisik maupun mental (Suyanto, 2005:5). Maka tepatlah bila dikatakan bahwa usia dini adalah usia emas (golden age), di mana anak sangat berpotensi mempelajari banyak hal dengan cepat. Penyelenggaraan sekolah Taman Kanak–kanak (TK) atau Raudhatul Athfal (RA) menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Tahun 2004 berfokus pada peletakan dasar–dasar pengembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan, dan daya cipta sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak (Megawangi, 2005:82). Maka sebaiknya pendidikan Taman Kanak–kanak (TK) janganlah dianggap sebagai pelengkap saja, karena kedudukannya sama penting dengan pendidikan yang diberikan jauh di atasnya. Masa kanak-kanak merupakan fase yang fundamental dalam mempengaruhi perkembangan individu. Setiap individu mempunyai potensi yang dapat dikembangkan di dalam dirinya. Begitu pula pada anak usia Taman Kanak-kanak yang merupakan usia yang sangat efektif untuk mengembangkan berbagai macam potensi yang ada dalam diri anak. Salah satunya potensi yang berhubungan dengan perkembangan motorik anak.
            Pendidikan anak usia dini adalah usaha sadar dalam memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui penyediaan pengalaman-pengalaman dan stimulus yang bersifat mengembangkan secara terpadu agar anak dapat berkembang sehat optimal sesuai dengan norma dan harapan (UU No. 20 tahun 2003).
Aspek yang dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini adalah aspek pengembangan perilaku dengan pembiasaan meliputi sosial, emosi, kemandirian, nilai moral dan agama, serta pengembangan kemampuan dasar, yang meliputi pengembangan bahasa, kognitif, seni, dan fisik motorik Usia dini merupakan masa keemasan (golden age). Oleh karena itu, pendidikan pada masa ini merupakan pendidikan yang sangat fundamental dan sangat menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Anak akan mempelajari sesuatu tidak dengan cara duduk tenang, mendengarkan keterangan-keterangan dari orang tua maupun guru, tetapi anak akan mempelajari sesuatu hal dengan cara bermain. Dalam kegiatannya saat bermain tersebut anak akan menemukan hal-hal baru yang sebelumnya tidak dia ketahui. Sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang bersifat aktif melakukan berbagai kegiatan bermain, maka proses pembelajarannya adalah pada aktivitas anak dalam bentuk belajar sambil bermain. Program belajar mengajar bagi anak usia dini dirancang dan dilaksanakan sebagai suatu sistem yang dapat menciptakan dan memberi kemudahan bagi anak usia dini untuk belajar sambil bermain melalui berbagai aktivitas dan sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan serta kehidupan anak usia dini.
Setiap metode yang digunakan diharapkan dapat menjadikan situasi kegiatan belajar mengajar yang efektif kepada anak. Guru memberikan pengalaman kepada para anak, sebagai pengayom, sebagai tempat bertanya, sebagai pengarah, sebagai pembimbing, sebagai fasilitator dan sebagai organisator dalam belajar.
Didalam tubuh manusia pasti mengalami yang namanya proses pertumbuhan, dalam pertumbuhan tersebut seseorang mengalami tahapan-tapan gerak baik yang terbentuk oleh lingkungan keluarga, maupun lingkungan pergaulan. Proses pertumbuhan ini merupakan proses yang natural yang ada pada diri seseorang untuk tumbuh besar didalam kehidupan sehari-hari, seseorang akan mengalami perubahan gerak yang baik manakala proses yang dilakukan tersebut terbentuk dengan baik, dan sebaliknya manakala proses gerak dilakukan tidak baik jika seseorang tidak melakukan proses latihan gerak yang tidak baik. 
Tahapan gerak ada proses yang biasa dilalui oleh manusia, jika proses tersebut dilalui melalu latihan yang baik akan terbentuk keterampilan yang bagus didalam melakukan tahapan gerak yang sesuai dengan pembagian umur. Keterampilan seseorang dapat dipahami sebagai salah satu indikator kemahiran atau penguasaan gerak yang dimiliki oleh tubuh untuk melakukan unjuk kerja antara keterampilan dan berkorelasi dengan ransangan organ tubuh. Tahapan gerak akan terbentuk secara otomatisasi jika organ tubuh dilakukan melalui serangkaian latihan yang berulang-ulang untuk membentuk gerak yang terampil, dan mahir. Didalam latihan berulang-ulang tersebut harus mengikuti proses serangkaian tahapan atau melalui fase pembelajaran gerak tertentu dalam me Cara manusia bertindak dan bereaksi bergantung pada pemrosesan neuron yang rumit, tersusun, dan diskret. Banyak dari pola neuron penunjang  kehidupan dasar, misalnya pola yang mengontrol respirasi dan sirkulasi, serupa pada semua orang. Namun, tentu ada perbedaan halus dalam integrasi neuron antara seseorang yang merupakan komponis berbakat dan orang yang tidak dapat bernyanyi, atau antara seorang pakar matematika dan orang yang kesulitan membagi bilangan. Sebagian perbedaan pada sistem saraf individu disebabkan oleh factor genetik. Namun sisanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan pengalaman. Ketika sistem saraf imatur berkembang sesuai cetak-biru genetiknya, terbentuk neuron dan sinaps dalam jumlah berlebihan. Bergantung pada rangsangan dari luar, dan tingkat pemakaiannya, sebagian dari jalur – jalur saraf ini dipertahankan, dibentuk lebih pasti, dan bahkan meningkat, sementara yang lain dieliminasi.
Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh, serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima rangsangan dilakukan oleh alat indera. Pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat yang kemudian meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera.
lakukan aktifitas olahraga.
Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. Pendidikan lebih daripada pengajaran, karena pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan merupakan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Perbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan keahlian.
Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah.
Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan pada tahun 1956, sehingga sering pula disebut sebagai "Taksonomi Bloom". Taksonomi bloom merujuk pada tujuan pembelajaran yang diharapkan agar dengan adanya taksonomi ini para pendidik dapat mengetahui secara jelas dan pasti apakah tujuan instruksional pelajaran bersifat kognitif, afektif atau psikomotor. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi.
Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat menjalankan kehidupan danmemenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien.Pendidikan lebih dari pengajaran,karena pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu,sedangkan pendidikan merupakantransformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya.Prbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap pembentukankesadaran dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan ke ahlian. Secara bahasataksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu tassein dan nomos. Tassein yang berarti untukmengelompokan dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi dapat pula di artikan secara istilahyaitu, sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki ( tingkatan) tertentu.Dimanataksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum atau masih luas dan taksonomi yang lebihrendah bersifat lebih spesifik atau lebih teperinci.
Taksonomi dalam pendidikan dibuat untukmengklasifikasikan tujuan pendidikan. Taksonomi bloom merupakan cara memungkinkanmengubah proses pembelajaran. Dengan menggunakan taksonomi ini, guru memberi kesempatann kepada siswa untuk memperluas proses-proses pemikiran mereka.
Taksonomi pada dasarnya merupakan usaha pengelompokan yang disusun dan diurut berdasarkan ciri-ciri suatu bidang tertentu. Sebagai contoh, taksonomi dalam bidang ilmu fisika menghasilkan pengelompokan benda kedalam benda cair, benda padat, dan gas. Taksonomi dalam bidang ilmu botani mengelompokkan tumbuhan berdasakan karakteristik tertentu, misalnya kelompok tumbuhan bersel satu dan tumbuhan bersel banyak. Taksonomi tujuan pembelajaran adalah pengelompokan tujuan pembelajaran dalam kawasan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Sebagai seorang pendidik, maka guru perlu memahami berbagai taksonomi tujuan untuk memperoleh wawasan yang lebih luas tentang tujuan pembelajaran, dan dapat memilih mana yang sesuai dengan mata pelajaran yang diasuh dan kegiatan pembelajaran yang dirancangnya.

Dalam kehidupan manusia, berketerampilan motorik memegang peranan yang sangat pokok.Seorang anak kecil sudah harus menguasai berbagai keterampilan motorik, seperti mengenakan pakaian sendiri, mempergunakan alat-alat makan, mengucapkan bunyi-bunyi yang berarti, sehingga dapat berkomunikasi dengan saudara-saudara dan lain sebagainya.Pada waktu masuk SD anak memperoleh keterampilan-keterampilan baru, seperti menulis dengan memegang alat tulis dan membuat gambar-gambar; keterampilan-keterampilan ini menjadi bekal dalam perkembangan kognitifnya.Sewaktu anak di Sekolah Menengah, dia masih mendapat pelajaran mengembangkan keterampilan motorik, seperti berolah raga.Banyak pula tersedia kursus-kursus yang mengajarkan berbagai keterampilan motorik seperti engendarai mobil, mengetik, menjahit.
Selama masa awal anak-anak, seorang anak mengalami peningkatan yang dramatis pada keterampilan motorik kasar. Anak-anak menjadi lebih berani ketika keterampilan motorik kasar mereka meningkat. Selain itu, hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan fisik yang cepat yang menyebabkan anak semakin tinggi dan semakin besar, maka kemampuan fisik merekapun meningkat. Beberapa macam kemampuan fisik yang cukup nyata perkembangannya pada masa ini adalah: kekuatan, keseimbangan, dan koordinasi. Oleh karenanya kehidupan anak-anak sangat aktif, lebih aktif dari pada titik lain manapun pada siklus kehidupan. Selain berkembang secara motorik dan fisik, anak-anak juga akan selalu mengalami perkembangan kognitif.

B.       Rumusan Masalah
1.        Apa itu Tahap Perkembangan Motorik Anak 0-2 tahun, 10-15 tahun,18 –seumur hidup?
2.        Apa itu Tahap Perkembangan Motorik Pra Keterampilan dn Keterampilan?
3.        Karakteristik Anak –anak sampai remaja
4.        Aktivitas Motorik Kasar dan Halus
5.        Kondisi yang mempengaruhi perkembangan motorik dan perkembangan anak usia dini
6.        Tahap pembelajaran motorik
7.        Syaraf dan Motorik Manusia
8.        Taksonomi Psikomotor
9.        Dimensi pmbelajaran motorik dalam penjas dan olaraga
10.    Pengantar motorik

C.      Tujuan Penulisan
1.        Untuk Mengetahui Apa itu Tahap Perkembangan Motorik Anak 0-2 tahun, 10-15 tahun,18 –seumur hidup?
2.        Untuk Mengetahui Apa itu Tahap Perkembangan Motorik Pra Keterampilan dan Keterampilan?
3.        Untuk Mengetahui Karakteristik Anak –anak sampai remaja
4.        Untuk Mengetahui Aktivitas Motorik Kasar dan Halus
5.        Untuk Mengetahui Kondisi yang mempengaruhi perkembangan motorik dan perkembangan anak usia din
6.        Untuk Mengetahui Tahap pembelajaran motorik
7.        Untuk Mengetahui Syaraf dan Motorik Manusia
8.        Untuk Mengetahui Taksonomi Psikomotor
9.        Untuk Mengetaui Dimensi pmbelajaran motorik dalam penjas dan olaraga
10.    Untuk Mengetahui Pengantar motoric

D.      Metode Penulisan
Makalah ini disusun  melalui prosedur studi pustaka, informasi yang ada diperoleh dari berbagai macam sumber, baik itu media cetak (buku-buku) maupun media elektronik (internet).  Semua informasi dan gagasan yang telah diperoleh dalam makalah ini, digabungkan menjadi satu kesatuan yang tersusun secara sistematis dan objektif berdasarkan metode penulisan yang telah ditetapkan.


gengs selengkapnya download di

Tidak ada komentar:

Posting Komentar